Senin, 11 Mei 2009

MENYELARASKAN DIRI DENGAN HUKUM ALAM

Kehidupan umat manusia yang tinggal di muka bumi tidak pernah bisa lepas dengan yang namanya Alam (tapi bukan Alam adinya Veti Vera yang penyanyi dangdut itu lho). Keterikatan manusia dengan Alam yang begitu kuat, maka di sini manusia harus mengikuti hukum-hukum alam itu sendiri, bukan alam yang harus mengikuti manusia. Istilah hukum alam ini yang sering juga disebut sebagai Sunatullah. Sebab, tidak ada satupun makhluk yang ada di muka bumi ini bisa menolak atau menentangnya. Biar Anda sudah berpuasa selama 40 hari ngebleng tetapi kalau Anda loncat dari Apartemen lantai 100, ya akhirnya wasalam juga. Sebab, Anda telah menentang hukum alam tersebut.
Menurut Mr.Andrew Ho dalam bukunya yang berjudul "Dressed For Success" ada Enam Hukum Alam yaitu : The Law of Cause and Effect, The Law of Substitution, The Law of Impermanent, The Law of Concentration, The Law of Growth, The law of Repetition.
HUKUM SEBAB AKIBAT
(The Law of Cause and Effect)
Segala sesuatu yang terjadi tidak mungkin disebabkan oleh kebetulan, tentu ada sebabnya.
Semua kejadian dan yang terjadi di alam semesta raya ini selalu berhubungan dengan hukum sebab akibat ini, atau ada istilah lain yaitu hukum tabur tuai, siapa menabur siapa menuai,siapa yang menanam siapa yang akan memanennya. Seabagi contoh, ketika Anda merasa sakit gigi. Anda merasa sakit gigi sebenarnya bukan terjadi secara kebetulan tetapi pasti ada sebab musababnya, apakah Anda sudah merawat gigi Anda secara baik apa belum, apakah Anda telah mengkonsumsi makanan yang membantu kesehatan gigi apa belum, apakah Anda telah konsultasi ke dokter gigi apa belum. Jadi semuanya pasti ada sebabnya.
Berdasarkan dengan prinsip-prinsip hukum Sebab Akibat ini, yang diperlukan adalah bagaimana kita sebagai manusia mampu untuk menyelaraskan diri agar kita bisa selamat dalam menjalani kehidupan ini. Selamat dalam arti, selamat secara fisik maupun selamat secara psikis.
Agar selamat secara fisik atau secara material, maka kita perlu berusaha dan berdaya upaya sehingga kebutuhan material tersebut dapat terpenuhi dan tercukupi. Misalnya, agar kita selalu diberikan kesehatan secara fisik berarti kita harus melakukan hal-hal yang dan menambah kesehatan fisik kita. Baik dalam pengaturan pola makan, pengaturan pola tidur maupun pengaturan dalam berolah raga sehingga memiliki fisik yang senantiasa bugar. Sebab, dengan memiliki tubuh yang bugar dapat membantu meningkatkan semangat, dan dengan memiliki semangat yang tinggi dalam berusaha akan lebih memudahkan kita untuk dapat mencapai sesuatu yang kita harapkan.
Sementara untuk kebutuhan psikhis atau mental, kita juga perlu lebih bijak dalam mensikapi sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita perlu belajar dari orang-orang yang telah mampu mengelola pikiran dan perasaannya secara baik. Sebab, antara pikiran dan perasaan selalu saling keterkaitan satu sama lainnya. Pemikiran bisa mempengaruhi perasaan dan juga sebaliknya, perasaan juga dapat mempengaruhi pikiran.
Agar dapat memperoleh hasil yang lebih positif sesuai yang kita kehendaki, maka diperlukan pemikiran yang positif dan perasaan yang positif pula. Anda mau hasil yang lebih positif ? Lakukanlah.
HUKUM PERGANTIAN
(The Law of Substitution)
Pada dasarnya alam menolak kekosongan. Suatu yang kekosongan akan cepat terisi.
Tuhan telah menciptakan alam semesta ini dengan keadaan yang senantiasa seimbang dan tidak pernah kurang sedikitpun. Ketika musim kemarau tiba akan segera datang musim penghujan, ketika musim gugur tiba maka juga akan segera datang musim semi, ketika malam telah tiba maka akan segera berganti menjadi siang, dan begitulah kejadian ini berjalan seterusnya. Tidak pernah berhenti.
Hal demikian juga berlaku dalam alam pikiran manusia. Ketika pemikiran positif dalam alam bawah sadar manusia, maka ketika itu pula akan terisi oleh pemikiran yang negatif. Dalam hukum ini berlaku juga hukum memberi dan menerima. Ketika Anda telah memberikan sesuatu kepada orang lain, maka ketika itu pula Anda akan segera menerima sesuatu yang mungkin justeru lebih besar daripada yang telah Anda berikan tersebut. Namun perlu dipahami bahwa memberi sangat berbeda dengan menukar. Perbedaannya adalah, memberi berarti menawarkan sesuatu kepada seseorang untuk memperoleh sukacita dan memberikan kontribusi. Sementara, menukar adalah menawarkan sesuatu dengan harapan untuk mendapatkan sesuatu kembali. Jadi di sini cukup jelas perbedaan antara memberi atau menukar.
Ketika Anda telah memberikan sesuatu kepada orang lain, dan pemberian itu Anda lakukan tanpa mengharapkan balas jasa dari orang tersebut, maka alam semesta akan segera mengirimkan sesuatu kepada Anda, walau dalam bentuk yang berbeda. Hal ini perlu kita sadari dan pahami, sebab kadang kita menganggap hal ini hal yang sepele. Atau bisa jadi berubah status dari tujuan memberi menjadi menukar. Apakah menukar itu tidak boleh ? Tentu sangat diperbolehkan, hanya kadang dalam hukum tukar menukar kadang bisa tidak sesuai dengan harapannya. Contoh, pada kasus terbaru ada seorang Caleg dari partai tertentu yang merasa kecewa atau bahkan ada yang sampai mengalami stress berat, karena ia merasa telah mengeluarkan uang yang tidak sedikit tetapi tetap tidak terpilih juga menjadi anggota dewan. Caleg ini telah menukar uangnya dengan harapan mendapatkan suara yang signifikan. Jadi bukan memberi.
Apakah Anda menginginkan lebih banyak menerima ? Anda akan menerima lebih banyak lagi setelah Anda memberi. Lakukanlah.
HUKUM TIDAK KEKAL
(The Law of Impermanent)
Semua yang ada di dunia ini tidak kekal. Maka hargailah hidup dan kehidupan ini.
Semuanya akan mengalami perubahan. Perubahan itu bisa bersifat positif atau bersifat negatif. Sesuatu bisa bertambah atau bisa menjadi berkurang. Dalam mensikapi hukum ini yang perlu kita lakukan adalah mengarahkan dan menyelaraskan diri kita kepada perubahan-perubahan yang bersifat positif.
Misalnya, hari ini Anda merasa mengalami kekurangan sesuatu hal, maka yang perlu Anda lakukan adalah melakukan usaha dan daya upaya agar yang Anda rasa kurang tersebut dapat terpenuhi. Apakah saat ini Anda merasa mengalami kekurangan dalam hal materi, pengetahuan, atau bahkan wawasan. Tambahlah yang Anda rasa kurang tersebut dan hindarkan keluh kesah. Sebab, ketika Anda berkeluh kesah justeru yang bertambah adalah energi negatif dalam diri Anda.
HUKUM KONSENTRASI
(The Law of Concentration)
Manusia mampu melakukan segala-galanya namun belum tentu mampu melakukannya dengan baik.
Dalam hukum ini yang perlu kita pahami dan lakukan adalah fokus pada tujuan kita sendiri. tentu Anda telah memiliki tujuan tujuan pribadi dalam kehidupan ini. Tetaplah fokus pada tujuan Anda tersebut. Ketika kita mudah terpengaruh oleh orang lain atau kebanyakan orang justeru kita akan lupa pada tujuan kita sendiri.
Sebagai ilustrasi, ketika Anda tinggal di Yogyakarta dan Anda ingin pergi ke Jakarta dengan menggunakan mobil pribadi atau bahkan sepeda motor Anda. Di sini Anda tetap harus fokus kepada tujuan Anda bahwa Anda akan pergi ke Jakarta, meski dalam perjalanan Anda akan banyak menjumpai kerumunan orang, atau bahkan banyak orang yang berbelok arah. Ketika Anda tergoda dengan kebanyakan orang justeru Anda telah berbelok arah dan Anda semakin jauh dari tujuan Anda ke Jakarta. Fokus pada tujuan.
HUKUM PERTUMBUHAN
(The Law of Growth)
Segala sesuatu memerlukan proses, dan semua itu perlu waktu.
Perhatikan dalam lingkungan sekitar Anda, bahwa segala sesuatunya mengalami sebuah proses pertumbuhan. Dulu ketika saya masuk daerah Serang, yang sekarang saya tempati. Daerah ini belum begitu ramai seperti sekarang. Tetapi, kini telah banyak tumbuh perumahan-perumahan baru bermunculan, pusat perbelanjaan dan kendaraan di jalanan pun mulai padat. Itu artinya semuanya akan mengalami pertumbuhan tersebut.
Begitu juga dengan kondisi perekonomian Anda saat ini, apabila saat ini Anda merasa masih belum sesuai dengan harapan, yakinlah bahwa semuanya akan mengalami pertumbuhan menjadi lebih baik. Namun yang pasti adalah hasil yang Anda peroleh akan sangat tergantung dari seberapa besar usaha da daya upaya yang Anda lakukan.
HUKUM ULANGAN
(The Law of Repetition)
Kuasa ulangan mampu untuk mendorong kita dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Banyak contoh dari para tokoh-tokoh dunia tentang hukum ulangan ini. Misalnya, Thomas Alva Edison yang telah berhasil menemukan bola lampu. Hal ini dapat terjadi karena ia telah melakukan hukum ulangan ini. Thomas telah mengulangi kebisaan-kebiasaan baiknya, yaitu selalu bertanya terhadap hal-hal yang tidak ia ketahui, dan telah melakukan uji coba secara berulang-ulang sampai ia benar-benar mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak ada kata gagal dalam hidup, yang ada adalah agar kita mengulangi usaha yang kita lakukan tersebut dengan cara dan daya upaya yang lebih baik.
Dengan kita melakukan upaya-upaya yang lebih baik, tentu kita juga akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Belajarlah dengan orang lain yang lebih baik dari Anda, kemudian bandingkan hasil yang Anda peroleh dengan hasil sebelumnya. Tetapi jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain, bandingkanlah diri Anda dengan diri Anda sendiri. Sehingga Anda akan mampu untuk selalu memperbaiki diri sendiri. Amin.
Setelah kita mampu menyelaraskan diri kita dengan keenam hukum alam ini, diharapkan kita dapat menjalani kehidupan ini menjadi lebih baik lagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar